Educational Psychology in Modern School

Educational Psychology - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menerima begitu saja bahwa karakteristik tertentu seperti "kecerdasan" atau "keterampilan sosial" dianggap berasal dari orang-orang di sekitar kita. Basis data dan kemampuan kita untuk membuat penilaian yang akurat seringkali tidak memadai. Dengan demikian, data informal dan kemampuan kita untuk membuat penilaian hampir tidak memungkinkan pernyataan yang andal dan benar dibuat tentang karakteristik mental yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti "kesadaran" atau "bakat matematika". Dalam bab ini kita akan membahas bagaimana kita dapat membuat pengamatan yang sesuai dalam diagnostik psikologi pendidikan (Educational Psychology) dan bagaimana kita dapat menggunakannya untuk membuat penilaian diagnostik yang beralasan. Untuk tujuan ini, definisi, tujuan dan bidang penerapan diagnostik psikologi pendidikan (Educational Psychology) dibahas terlebih dahulu. Pada bagian kedua, dasar metodis penilaian instrumen diagnostik dibahas. Pada bagian ketiga, perhatian diberikan pada penilaian dan contoh berbagai sumber dan jenis informasi.
Psikologi Pendidikan (Educational Psychology)
My Teacher

Educational Psychology

Diagnostik Psikologi Pendidikan (Educational Psychology)

Diagnostik Psikologi Pendidikan (Educational Psychology) berkaitan dengan pencatatan karakteristik orang atau lembaga yang tidak dapat diamati secara langsung dengan tujuan menjawab pertanyaan tertentu. Nilai karakteristik minat diperkirakan berdasarkan perilaku yang diamati. Berkenaan dengan masalah diagnostik, tiga dimensi dibedakan: diagnostik status dan proses, diagnostik seleksi dan modifikasi, dan diagnostik berorientasi kriteria dan norma.

Pertanyaan dari berbagai bidang aplikasi dibawa ke diagnostik pedagogis-psikologis, mulai dari diagnosis gangguan kinerja parsial hingga pertanyaan tentang penerimaan universitas. Selain informasi demografis dan nilai sekolah, tes kinerja, kuesioner, dan wawancara digunakan secara khusus untuk menjawab masalah diagnostik. Pemilihan prosedur yang sesuai sangat penting dalam proses diagnostik. Selain kriteria kualitas seperti objektivitas, reliabilitas, dan validitas, pada saat menilai alat ukur yang dimaksud, pertimbangan terkait isi juga harus diperhatikan.

Keputusan diagnostik dapat memiliki konsekuensi serius. Oleh karena itu, seseorang harus menyadari kemungkinan kesalahan yang dapat muncul ketika membuat keputusan diagnostik dan harus mencoba meminimalkannya dengan menggunakan prosedur dan metode yang memadai.

Sebagai disiplin terapan, psikologi pendidikan menawarkan berbagai program pencegahan dan intervensi di sekolah dan konteks ekstrakurikuler. Pelatihan motivasi (misalnya Rheinberg dan Krug 1999) dan pelatihan berpikir (Klauer 1993) adalah contoh intervensi atau tindakan pada tingkat mikro atau individu; Program pengembangan instruksional adalah intervensi di tingkat meso, dan akhirnya, reformasi sekolah adalah tindakan di tingkat makro atau sistem. Psikologi pedagogis tidak hanya mencoba mengembangkan ukuran pada berbagai tingkatan berdasarkan teori, tetapi juga menggunakan metode ilmu sosial dan prosedur statistik yang sesuai untuk memeriksa keberhasilan pengukuran. Sukses di sini berarti bahwa variabel target dari tindakan/intervensi dioptimalkan; 4 menjelaskan berbagai masalah metodologis yang dapat muncul ketika melakukan dan menganalisis evaluasi. Ini diikuti oleh bagian singkat di mana standar yang berlaku secara internasional untuk proyek evaluasi disajikan. 


Evaluasi Konkret dalam Psikologi Pendidikan (Educational Psychology)

Dalam disiplin ilmu psikologi terapan, yang juga mencakup psikologi pendidikan (Educational Psychology), pengetahuan ilmiah yang sehat digunakan untuk mengoptimalkan variabel sasaran dalam berbagai konteks praktis. Dalam konteks psikologi pendidikan (Educational Psychology), langkah-langkah tersebut terutama ditujukan untuk mendukung peserta didik. Dalam bab ini, upaya dilakukan untuk mendokumentasikan apa yang diperlukan dari proses evaluasi ilmiah dari tindakan tersebut, masalah apa yang dapat muncul dan pendekatan apa yang ada untuk menyelesaikannya. Hanya penelitian evaluasi yang didasarkan pada standar ilmiahnya sendiri yang tinggi yang dapat memberikan hasil yang berarti pada efektivitas program intervensi. Hal ini membutuhkan kehati-hatian yang besar dalam setiap langkah evaluasi dan tingkat keahlian yang tinggi dari pihak yang bertanggung jawab atas evaluasi tersebut. Tantangan metodologis yang dihadapi (berurusan dengan nilai-nilai yang hilang, berurusan dengan data hierarkis) seharusnya memperjelas dalam konteks ini bahwa tingkat pengetahuan metodologis yang sangat tinggi diperlukan untuk sampai pada pernyataan yang valid berdasarkan data yang dihasilkan.

Namun, pada saat yang sama, juga dikemukakan bahwa potensi pembatasan lingkungan di mana evaluasi berlangsung sering bertentangan dengan klaim ilmiah evaluator. Akibatnya, evaluasi akan selalu merupakan hasil dari proses negosiasi antar klien.

Post a Comment

Previous Post Next Post